Dalam perkembangan yang meresahkan, laporan terbaru yang diterbitkan oleh Washington Post mengungkapkan kerentanan keamanan tersembunyi di beberapa ponsel Android, yang memungkinkan akses jarak jauh ke data pengguna. Penemuan yang meresahkan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar keamanan siber, dan mendorong salah satu perusahaan konsultan keamanan terbesar untuk segera berhenti menggunakan perangkat tersebut.

Dari iPhoneIslam.com, gambar logo Google dengan huruf biru, merah, kuning, dan hijau dengan latar belakang hitam menambah kontras yang elegan.


Menurut laporan tersebut, kerentanan tersebut ditemukan oleh perusahaan keamanan siber “iVerify”, dan diwakili oleh kehadiran aplikasi pra-instal yang dikenal sebagai “Showcase.apk”, yang merupakan “aplikasi khusus untuk berita bioskop dan film” di beberapa model ponsel Android, termasuk ponsel Google Pixel. Aplikasi ini, meskipun tidak aktif secara default, dapat diaktifkan yang memungkinkan akses jarak jauh tanpa izin ke perangkat.

 Dari iPhoneIslam.com, tiga ponsel cerdas menampilkan layar iVerify berbeda: “Masalah ditemukan”, “Perangkat aman”, dan “Perangkat berisiko”, yang menampilkan status keamanan berbeda dan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti, memastikan ponsel Android terlindungi Perlindungan Anda dari potensi keamanan apa pun kerentanan.

Peneliti iVerify menjelaskan bahwa aplikasi tersebut tampaknya dirancang untuk digunakan di lingkungan ritel, yang memungkinkan karyawan mendemonstrasikan fitur perangkat kepada pelanggan. Namun, peneliti menemukan bahwa ketika diaktifkan, aplikasi dapat terhubung ke server melalui koneksi “http” yang tidak aman, sehingga rentan terhadap intersepsi oleh peretas. Kerentanan ini memungkinkan penyerang mengeksekusi kode dari jarak jauh, membuka kemungkinan menyuntikkan malware atau spyware, dan mengakses data sensitif yang tersimpan di perangkat.

Palantir Technologies, perusahaan analisis data terkemuka yang menyediakan layanan konsultasi kepada lembaga pemerintah dan klien yang sensitif terhadap keamanan, telah menyatakan keprihatinan serius mengenai implikasi kerentanan ini. Akibatnya, perusahaan memutuskan untuk segera berhenti menggunakan ponsel Android untuk karyawannya.

Kehadiran kerentanan ini di ponsel Pixel sangat memprihatinkan, mengingat perangkat ini diketahui menerima pembaruan keamanan rutin langsung dari Google hingga tujuh tahun.

Sebagai tanggapan, Google mengumumkan akan merilis pembaruan untuk menghapus Showcase.apk dari semua perangkat Pixel yang didukung. Pengecer ponsel Android lainnya juga akan diberitahu secara resmi mengenai masalah ini.


Insiden ini menyoroti pentingnya kewaspadaan berkelanjutan dalam keamanan siber, bahkan pada perangkat yang dianggap relatif aman. Pakar keamanan menekankan perlunya pengguna memperbarui perangkat mereka secara berkala, terutama pembaruan keamanan, dan berhati-hati saat mengunduh aplikasi atau membuka tautan yang tidak dikenal.

Sementara Google berupaya mengatasi kerentanan ini, pengguna ponsel Android disarankan untuk memantau dengan cermat pemberitahuan pembaruan dan menerapkan pembaruan keamanan apa pun segera setelah tersedia. Disarankan juga untuk mengaktifkan fitur keamanan tambahan dan sistem perlindungan malware melalui pengaturan pada sistem Android.

Ketikkan kata “keamanan” pada pencarian, lalu telusuri semua pengaturan keamanan, terutama fitur “keamanan perangkat”.

Dari iPhoneIslam.com, tangkapan layar pengaturan keamanan sistem perangkat dalam bahasa Arab menunjukkan bagian Pembaruan Keamanan Game, Perlindungan Perangkat, Keamanan SIM, Perlindungan Pembayaran, dan Smart Lock di ponsel Android untuk melindungi data pengguna.

Buka "Perlindungan Google Play" dan Anda akan melihat bahwa ada aplikasi berbahaya yang telah dihentikan oleh sistem, hapus instalannya. Dan periksa fitur keamanan lainnya.


Perlu dicatat bahwa kejadian ini terjadi di saat meningkatnya kekhawatiran terhadap keamanan data dan privasi pengguna di era digital. Seiring berkembangnya teknologi, produsen ponsel pintar dan sistem operasi menjadi semakin penting untuk selalu waspada dalam menghadapi potensi ancaman keamanan.

Pada akhirnya, insiden ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara perusahaan teknologi dan pakar keamanan siber untuk memastikan bahwa pengguna ponsel cerdas terlindungi dari meningkatnya risiko keamanan. Hal ini juga berfungsi sebagai pengingat yang kuat bagi pengguna akan perlunya tetap waspada dan berhati-hati terkait keamanan perangkat dan data pribadi mereka.

Ponsel kita terus-menerus terkena kerentanan keamanan. Tindakan apa yang Anda ambil untuk melindungi data Anda? Bagikan pengalaman Anda dengan kami di komentar!

Sumber:

macrumors

Artikel terkait